Makna Filosofis yang Terkandung di dalam Nasi Tumpeng

Makna Filosofis yang Terkandung di dalam Nasi Tumpeng

Apa sih yang kalian hiraukan pas mendengar tumpengan? Ya, pasti saja persis bersama dengan perayaan-perayaan kecil maupun besar. Semua perayaan seperti lagi tahun, reuni, keagamaan, syukuran, adat, sampai menyongsong Hari Kemerdekaan Indonesia tidak pernah ketinggalan bersama dengan Tumpengan ini.

Menurut sejarah, nasi tumpeng ini dibikin peranan memuliakan gunung sebagai area bersemayamnya para arwah nenek moyang. Dari bentuknya mengerucut seperti gunung, nasi tumpeng ini berkenaan erat bersama dengan kondisi alam di Indonesia yang banyak terdapat gunung dan perbukitan.

Makna berasal dari Tumpengan tetap mirip bersama dengan zaman sekarang, yaitu rasa terima kasih terhadap Tuhan yang Maha Kuasa Nasi Tumpeng Jakarta .

Dikutip berasal dari sahabatnestle.co.id, nasi tumpeng bukan hanya sekadar makanan bersama dengan penampilan yang menarik dan rasa yang lezat. Kehadiran nasi berbentuk kerucut yang disertai lauk pauk pilihan ini, begitu sarat makna filosofis yang indah.

Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Ari Prasetiyo, SS,MSi, dosen Sastra Jawa di Universitas Indonesia, menurutnya nasi tumpeng merupakan wujud representasi interaksi pada Tuhan bersama dengan manusia dan manusia bersama dengan sesamanya.

Modifikasi nasi tumpeng | Sumber: Catering Masakan Rumahaninfo gambar
Secara etimologi di dalam masyarakat Jawa, ditemukan bahwa kata ‘tumpeng’ merupakan akronim berasal dari kata-kata ‘yen meTu wajib meMPENG’,” yang artinya “ketika terlihat wajib betul-betul semangat”.

“Mungkin maksudnya adalah manusia kala terlahir wajib menjalani kehidupan di jalur Tuhan bersama dengan semangat, yakin, fokus, tidak ringan putus asa. Juga di dalam proses itu semua, percayalah bahwa Tuhan tersedia bersama dengan kita,” sadar Dr. Ari.

Dengan konsep mengerucut dan menjulang tinggi, mempresentasikan konsep ketuhanan yang membawa derajat tinggi dan esa, dan juga berada di puncak. Selain itu, konsep menjulang tinggi ini termasuk melukiskan harapan adar tingkat kehidupan manusia semakin tinggi atau sejahtera.

Nasi tumpang atau nasi kerucut ini ditata sedemikian rupa di atas tampah yang dialasi bersama dengan daun pisang, dan juga dikelilingi 7 macam lauk dipinggirnya.

Angka 7 di dalam bahasa Jawa disebut pitu, yang mampu diteruskan jadi pitulungan atau pertolongan. Dari ketujuh macam lauk tersebut, tiap-tiap membawa makna yang tergambarkan di setiap hidangan. Apa saja?

Nasi putih

Masyarakat kita sejak pernah sudah mengenal nasi sebagai makanan utama. Dalam penyajian nasi tumpeng ini mulanya hanya nasi putih, tapi divariasikan bersama dengan nasi uduk atau nasi kuning. Makna nasi putih ini melukiskan suatu hal yang kita makan mestinya berasal berasal dari sumber yang halal nan bersih.

Daging ayam

Tak pernah ketinggalan menu satu ini, daging ayam sesungguhnya jadi favorit di dalam setiap hidangan. Selain harganya yang lumayan terjangkau, ayam ini termasuk jadi keliru satu penghias nasi tumpang ini. Dalam hidangan ini, masyarakat Jawa biasa gunakan ayam jago atau ayam jantan.

Bukan tanpa alasan, ayam ini dipilih peranan menjauhkan sifat-sifat jelek berasal dari ayam ini, seperti sombong, senantiasa menyela di dalam berbicara, dan egois.

Ikan lele

Ikan ini sesungguhnya lauk sejuta umat Indonesia dan amat ringan ditemukan, ikan ini dipilih di dalam pelengkap nasi tumpang dikarenakan menyimbolkan ketabahan dan keuletan di dalam hidup. Mengapa mampu begitu? Karena ikan ini di alamnya mampu bertahan hidup di air yang tidak mengalir dan di dasar sungai. Menarik bukan?

Ikan teri

Ikan kecil ini termasuk turut ada di dalam hidangan nasi tumpeng. Ikan Teri disebut-sebut membawa makna kebersamaan dan kerukunan, dikarenakan ikan ini hidup senantiasa bergerombol bersama dengan kawan-kawannya di di dalam laut.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *